4 ever

blog ini ku persembahkan kepada orang yang udah merubah hidupku menjadi begini...

  • terjemah

    Google Translate
    Arabic Korean Japanese Chinese Simplified
    Russian Portuguese English French
    German Spain Italian Dutch

......................


ShoutMix chat widget

Jalan Cinta Para Pejuang

Posted by ramadhan On View Comments

Judul buku : Jalan Cinta Para Pejuang
Penulis : Salim Akhukum Fillah
Jenis buku : Nonfiksi
Penerbit : Pro-U Media
Harga : Rp 55.000,-

 
Jika kita menghijrahkan cinta dari kata benda menjadi kata kerja,
maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraf sejarah.
Jika kita menghijrahkan cinta dari jatuh cinta menuju bangun cinta,
maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.
Lagi-lagi, Salim A. Fillah tergerak untuk menulis soal cinta. Kali ini ia memilih “Jalan Cinta Para Pejuang” sebagai judul karyanya. Seperti apa isinya? Walau bukan novel, buku ini kaya akan kisah-kisah inspiratif dan berbagai fenomena yang kemudian dibahas dan diambil hikmahnya.
Sebagai contoh adalah kisah Romeo and Juliet dan Layla Majnun. Dalam kedua kisah tersebut, para pecintanya dilanda derita. Romeo dan Juliet terpaksa bunuh diri sedangkan Qais (Majnun) menjadi gila. Karena apa? Karena cinta.
Kemudian muncullah sebuah pertanyaan, apakah harus cinta itu membawa derita? Atau sebenarnya merekalah yang salah mempersepsikan cinta? Apakah kebahagiaan dari mencintai, ujar Salim, bersumber dari “kebersamaan dengan yang dicintai” atau “perasaan mencintai” itu sendiri?
Di halaman yang lain Salim pun menyelipkan kisah dari seorang pemuda tangguh bernama Salman Alfarisi. Pernah suatu kali Salman mendatangi suatu negeri dan jatuh cinta pada seorang gadis di negeri itu. Karena ia tidak mengerti adat daerah tersebut dalam melamar, maka ia meminta bantuan pada sahabatnya, sahabat yang sudah dianggap layaknya saudara, Abu Darda. Kemudian berangkatlah mereka menuju rumah sang gadis. Setelah Abu Darda menyampaikan maksud Salman Alfarisi, ayah dari sang gadis mengatakan bahwa keputusannya ia serahkan pada anak gadisnya itu. Ternyata sang gadis menolak dan justru mengatakan bahwa jika Abu Darda yang melamarnya maka ia akan menerima. Kemudian apa yang dilakukan oleh Salman terhadap sahabat baiknya itu? Ia berseru, “Allahuakbar! Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan kuserahkan kepada Abu Darda dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh Salim A. Fillah. Jalan cinta para pejuang adalah jalan bagi para pejuang cinta yang dengan cintanya ia menyusun rencana untuk memberi, bukan menerima. Pejuang cinta sejati akan menjadi majikan cinta bukan budak cinta.
Kisah-kisah di atas adalah sebagian kecil dari sekian banyak kisah-kisah yang inspiratif dan memberikan pencerahan yang termuat dalam buku ini. Salim A. Fillah merangkaikannya dalam pembahasan dengan bahasa yang mengalir, mudah dipahami, dan tidak terlalu berat namun tetap berbobot. Ulasannya tentang cinta pun cukup luas, tidak melulu pada percintaan sepasang kekasih.
Selain itu, yang khas dalam pembahasannya mengenai jalan cinta para pejuang, Salim A. Fillah juga menyinggung beberapa teori Psikologi. Oleh karena itu, jangan heran jika Anda menemukan nama Sigmund Freud, Carl Jung, Victor E. Frankl, Abraham Maslow, Erich Fromm, dan lain-lain turut termuat dalam beberapa halamannya. Bahkan terdapat satu bab khusus yang seakan-akan me-review aliran-aliran Psikologi.
Yang mungkin akan mengurangi kenyamanan para pembaca adalah pembahasan dalam buku ini yang terasa meloncat-loncat, dari kisah satu ke kisah lain, dari pokok permasalahan satu ke pokok permasalahan lain, dan tidak runtut. Akan tetapi, di bagian awal Salim sendiri telah mengungkapkan bahwa Anda dapat membacanya secara meloncat-loncat, tidak harus urut.
Namun, terlepas dari hal tersebut, secara keseluruhan buku ini cukup bagus dan mencerahkan. Kisah-kisah dan ulasannya dapat membuat Anda tersentuh, tertawa, atau terinspirasi. Setidaknya, buku ini bukan sekadar buku yang “sudah selesai baca ya sudah” atau tak “berbekas” sama sekali. Bahkan bukan tidak mungkin, Jalan Cinta Para Pejuang akan menjadi best seller, mengikuti jejak karya-karya Salim A. Fillah sebelumya.

Categories:
blog comments powered by Disqus